Senin, 20 Maret 2017

Pakaian Ketat dan Ketidaksopanan

(sumber: www.wayoflife.org)
Pakaian yang ketat merupakan potensi batu sandungan moral yang sama berbahaya bagi laki-laki dengan pakaian yang serba sedikit. Ketika kami menulis buku Dressing for the Lord pada tahun2007, kami meminta masukan dari banyak pihak, dan kebanyakan laki-laki yang merespon mengindikasikan bahwa ROK KETAT, BLOUSE KETAT, JEANS YANG MENEMPEL KULIT DENGAN KETAT, DAN PAKAIAN RENANG ONE-PIECE, memberikan suatu “godaan yang SANGAT BESAR” untuk hawa nafsu. Belakangan ini populer bagi wanita untuk memakai selapis celana panjang ketat di bawah rok mininya, dan mereka kira mereka sudah berpakaian sopan karena “tertutup,” tetapi pakaian seperti ini sangat menggoda. Dalam survei kami, seorang lelaki berkata bahwa pakaian ketat “sangat mengundang dan berpotensi untuk hawa nafsu.” Yang lain lagi berkata, “Tidak perlu sampai kelihatan kulit, karena semua lekukan sudah terlihat jelas.” Yang lain lagi berkata, “Saya menyatakan bahwa masalah nomor satu adalah pakaian apapun yang terlalu menempel tubuh, apakah itu jeans, celana, rok, gaun, kaus, apapun. Apapun yang ketat, tidak peduli berapa panjang, akan membuat bentuk tubuh terlihat tanpa perlu imajinasi, dan ini berarti tujuan berpakaian untuk menutupi tubuh menjadi percuma!” Yang lain lagi berkata: “Satu hal yang saya lihat di gereja saya adalah pakaian yang ketat. Hal ini menyingkapkan bentuk seorang wanita. Ini bahkan bisa lebih menggoda bagi seorang lelaki.” Yang lain lagi menulis: “Poinnya bukan pada tipe pakaian yang dapat menyandung seorang lelaki, tetapi seberapa pakaian itu menempel ketat pada tubuh.” Sebagian lelaki juga menyinggung bahwa jeans yang dipakai rendah juga menjadi masalah, bukan hanya karena pakaian seperti ini menggarisbawahi bentuk tubuh wanita, tetapi juga karena me-sugestikan perut yang terpapar, meskipun perut ditutup dengan kaos. Kaos yang dipakai dalam hal ini hampir selalu adalah kaos ketat.

(Silahkan juga dibaca: Ulangan 22:5; Roma 12:1-2; 1 Timotius 2:9)

Disadur dari: www.graphe-ministry.org



Tidak ada komentar:

Posting Komentar