Rabu, 31 Desember 2014

Alasan Alkitabiah untuk Tidak Merokok

Berikut ini dari The Fundamentalist Digest
Pertama, rokok tidak bisa dipakai untuk memuliakan Allah (1 Kor. 6:20). Kedua, rokok menghasilkan penyakit jantung dan kanker mulut, dan banyak penyakit lainnya (1 Kor. 3:17). Ketiga, merokok adalah kebiasaan yang menghabiskan uang. Kristus memerintahkan agar roti yang tersisa sekalipun dikkumpulkan agar tidak terbuang (Yohanes 6:12). Keempat, merokok seringkali mempersulit dan membahayakan orang lain. Seharusnya tidak ada orang yang boleh dipaksa untuk mencium bau rokok yang memusingkan dan sangat tidak nyaman (Galatia 5:14). Kelima, merokok adalah teladan yang buruk bagi generasi muda (Matius 5:16; Markus 9:42). Keenam, kebiasaan ini kotor (2 Korintus 7:1). Ketujuh, kebiasaan ini buruk, karena akan memperhamba seseorang (Roma 6:12; 1 Kor. 6:12). Kedelapan, rokok menimbulkan keinginan-keinginan yang tidak wajar, dan menuntun kepada kejahatan-kejahatan lain (Roma 6:16; 8:13). “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31).

Sumber: www.graphe-ministry.org

Selasa, 30 Desember 2014

Iman Pemberian Allah atau Respon Manusia?

Orang Kristen yang percaya Alkitab mempercayai apa yang Paulus katakan dan ajarkan, bahwa “keselamatan” adalah “oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Tim. 3:15). Kebenaran ini bukan hanya satu dua kali diserukan, tetapi berulang kali diajarkan dan ditekankan oleh penulis-penulis yang terinspirasi. Jadi, iman adalah komponen yang sangat penting dalam keselamatan, yaitu menjadi syarat keselamatan. Oleh karena pentingnya iman dalam keselamatan, sangatlah penting bagi orang percaya untuk memahami secara persis tentang iman itu sendiri.
Dalam artikel pendek ini, isu yang dibahas adalah mengenai asal usul iman. Apakah iman berasal dari Allah sebagai suatu pemberian, ataukah iman adalah respons manusia, suatu tanggung jawab individu? Isu ini adalah sesuatu yang memisahkan antara Kalvinis dan non-Kalvinis.

Natal Kristus

Harus diakui bahwa, umat Kristen pada abad pertama tidak merayakan Natal seperti layaknya umat Kristen sekarang. Bagi mereka lebih penting merayakan hari kematian dan kebangkitan Kristus yang dikenal dengan Paskah, dan tidak menghiraukan hari kelahiran-Nya. Namun yang pasti tidak salah merayakan Natal, dan tidak salah juga jika tidak merayakannya. Sebab tidak ada perintah dalam Alkitab untuk merayakan Natal, dan tidak ada larangan untuk merayakan Natal. Asalkan perayaan natal dijadikan momentum untuk menyatakan rasa syukur karena Bapa telah mengirimkan AnakNya yang tunggal lahir dan mati untuk menanggung hukuman dosa kita, sekaligus kesempatan ini dijadikan ajang untuk membagikan berita injil kepada orang lain. Yang harus selalu kita ingat dan hayati setiap kali kita merayakan natal adalah karena dosa kitalah Yesus Kristus lahir ke dunia (Mat. 1:21).