Selasa, 28 Februari 2017

Gereja Harus Bersifat Lokal Dan Independen


Doktrin gereja (Ecclesiology) adalah salah satu doktrin yang sangat penting diantara doktrin-doktrin Kristen lainnya. Doktrin ini dapat dikatakan sebagai “pintu” bagi doktrin-doktrin lainnya. Doktrin gereja ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan gereja.
Salah satu hal penting yang ada di dalam pembahasan doktrin ini ialah sifat gereja. Gereja yang benar adalah gereja yang bersifat independen. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan oleh firman Tuhan.

Tulisan ini secara khusus membahas alasan-alasan yang dikemukakan oleh Alkitab tentang gereja yang harus bersifat independen.

GEREJA  BUKANLAH  BERSIFAT  UNIVERSAL
A.    GEREJA YANG BENAR BERSIFAT LOKAL
1.      Gereja sebagai tubuh Kristus
Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa gereja adalah tubuh Kristus (1 Kor. 12 : 27; Ef. 1 : 23, 4 : 12; Kol. 1 : 18, 24). Dalam hal ini, gereja sebagai tubuh Kristus adalah dalam pengertian atau bersifat rohani. Kristus adalah kepala dan jemaat adalah tubuhNya. Sifat ini memperlihatkan keintiman antara Kristus dengan gereja.
Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah diselamatkan melalui kematian tubuh jasmaniNya di atas kayu salib. Kumpulan orang-orang ini disebutNya sebagai “jemaatKu” (Mat. 16 : 18). Jadi jemaat adalah milik Tuhan.
Gereja sebagai tubuh Kristus ini, bersifat lokal sesuai dengan penjelasan Alkitab. Matius 18 : 20 berbunyi “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Dari ayat ini terlihat jelas bahwa tubuh Tuhan adalah kumpulan dua, tiga orang atau lebih di suatu lokasi. Dengan kata lain gereja atau jemaat itu bersifat lokal. Mereka berkumpul dengan tubuh jasmani mereka masing-masing di suatu lokasi dengan maksud khusus yakni “berkumpul dalam namaKu”. Inilah yang disebut dengan pertemuan jemaat. Oleh karena itu gereja bersifat lokal dan bukan universal. Konsep gereja universal menganggap tubuh Tuhan adalah seluruh kekristenan secara jasmani yang ada di seluruh dunia. Mereka menganggap tubuh Tuhan itu satu dan terdiri dari seluruh orang Kristen dari berbagai aliran atau denominasi. Konsep ini jelas-jelas bertentangan dengan Firman Tuhan. Memang di dalam firman Tuhan tercatat persatuan-persatuan yang berhubungan dengan jemaat. Di dalam Yohanes 17 : 21, Tuhan Yesus mendoakan orang-orang yang percaya supaya mereka semua menjadi satu. Namun persatuan yang dimaksudkan Tuhan disini jelas-jelas adalah persatuan secara rohani. Tentang persatuan secara organisasi, firman Tuhan juga menulis, “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir (1 Kor. 1 : 10)”. Bagian firman Tuhan ini menasihatkan agar orang-orang percaya bersatu dan tidak terpecah. Tetapi persatuan yang dibicarakan di sini ialah persatuan di dalam satu jemaat. Di dalam satu jemaat haruslah ada persatuan sehingga tidak menghambat pelayanan. Jadi bagian-bagian firman Tuhan ini mendukung konsep gereja yang bersifat lokal dan bahkan menentang konsep gereja yang bersifat universal. Lagipula di dalam Alkitab sangat jelas disebut jemaat itu adalah kumpulan orang di suatu tempat tertentu seperti jemaat di Galatia, Efesus, Antiokhia, Korintus, dan Roma.
Dengan konsep gereja lokal yang diajarkan oleh Alkitab ini, maka masing-masing gereja lokal bersifat independen. Tidak ada satu gereja yang menjadi pemimpin atas gereja yang lain. Antara gereja lokal yang satu dengan yang lainnya berlaku “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”. Masing-masing gereja lokal bertanggung-jawab langsung kepada Tuhan. Tiap-tiap gereja lokal inilah yang disebut dengan tubuh Kristus. Dalam hal ini, tidak berarti Tuhan Yesus memiliki banyak tubuh karena pengertiannya bukan bersifat jasmani melainkan rohani.